Minggu, 02 Desember 2012

Pulau Brasil (Pulau Mitos)


Stefan Cornelius Jr
Pulau Brasil juga dikenal sebagai Hy-Brasil adalah pulau hantu yang katanya terletak di Atlantik laut barat Irlandia. Dalam mitos Irlandia dikatakan pulau ini diselimuti kabut kecuali satu hari setiap 7 tahun, ketika dapat terlihat namun tidak dapat dihubungi. Ini mungkin memiliki akar yang sama dengan pulau-pulau mitos lainnya yang ada di Atlantik seperti Atlantis, Pulau Saint Brendan dan Isle Of Mam. Etimologi dari nama Brasil dan Hy-Brasil tidak diketahui, namun dalam tradisi Irlandia itu diduga berasal dari Irlandia Breasail UI (berarti "keturunan" dari Breasail) salah satu klan kuno dari timur laut Irlandia.

Pada tahun 1325 Grafik Nautical mengidentifikasikan sebuah pulau yang disebut Bracille di Barat Irlandia di Samudra Atlantik dalam sebuah bagan portolan oleh Angelino Docert. Kemidian muncul sebagia Insula de Brasil di peta Venesia dari Andrea Bianco (1436) yang melekat pada salah satu dari sekelompok pulau-pulau besar di Atlantik. Hal ini diidentifikasikan dengan pulau modern Terceira di Azores.
Sebuah Catalan Grafik dari sekitar 1.480 label 2 pulau "lla de brasil", satu ke selatan barat Irlandia (dimana tempat mitos seharusnya) dan satu selatan "lla verde" atau Greenland.

Pada Peta pulau di tunjukan melingkar, seiring dengan pusat selat atau sungai yang berjalan dari timur-barat melintasi diameternya. Meskipun kegagalan upaya menemukannya.
Pada tahun 1480 dalam ekspedisi meninggalkan Bristol dan pencarian 1.481 pulau, Pedro de Ayala menulis surat tak lama setelah kembalinya John Cabot dari ekspedisnya pada tahun 1497, ia melaporkan bahwa pelau ditemukan oleh Cabot " telah ditemukan di masa lalu oleh orang-orang dari Bristol yang menemukan Brasil". Meskipun kesamaan nama dengan negara Brazil namun tidak ada hubungannya dengan pulau-pulau mitos. Itu pada awalnya bernama llha de Vera Cruz (Pulau Salib Sejati) dan kemudian Terra de Santa Cruz (Land The Holy Cross) oleh navigator Portugis yang menemukan pulau tersebut. Setelah beberapa dekade mulai disebut Brasil (Brasil, dalam bahasa Portugis). Pada 1674 Kapten John Nibet mengaku telah melihta pulau dalam perjalanan dari Perancis ke Irlandia. Dia menyatakan bahwa pulau itu dihuni kelinci hitam besar dan seorang penyihir yang tinggal sendirian di sebuah puri batu. Roderick O'Flaherty di Deskripsi Chorographical Barat atau H-IAR Connaught (1684) mengatakan "saat ini sudah hidup Morogh O'ley (Murrough O Laoi) yang imaginis ia secara pribadi pada O'Brasil selama 2 hari dan melihat keluar dari dalamnya Isle of Arran , Golamhed (oleh Lettermullen), Irroshbeghill, dan tempat- tempat lain dari benua barat dia berkenalan.

Hy-Brasil juga telah diidentifikasikan dengan Porcupine Bank, kawanan di Samudra Atlantik sekitar 200 kilometer (120 mil) barat Irlandia dan ditemukan pada 1862. Pada awal 1870 surat dibacakan pada Geological Society of Ireland menunjukan identifikasi ini. Saran muncul kembali secara teratur dalam edisi 1883 dari Notes dan Pertanyaan dan di berbagai publikasikan pada abad ke 20, dari salah satu yang terbaru  Graham Hancock dalam buku Underworld : The Origins of Civilization Mistery. 

Tanggal Yang Hilang

Ada kejadian aneh yang terjadi pada tahun 1752, dimana dunia kehilangan 11 hari di bulan september. Pada bulan september 1752 tidak ada tanggal 3 - 13, jadi dari tanggal 2 langsung ke tanggal 14. Jika ingin bukti coba saja setting tanggal di komputer kalian bulan september 1752 (hanya OS selain windows saja).

Pada tanggal 2 september 1752 ada kejadian aneh yang terjadi. Pada hari itu kepulauan Inggris dan seluruh kolon Inggris termasuk Amerika Hilang 11 hari mulai dari 3 September - 13 September. Ketika itu orang-orang pergi tidur dan ketika mereka terbangun keesokan harinya tanggal telah berubah menjadi 14 September. Hal ini menyebabkan kerusuhan di daerah pedesaan karena orang-orang berpikir bahwa pemerintah telah manipu atau memanipulasi dari 11 hari, dari kehidupan mereka. Meskipun hari itu telah hilang di tanah Inggris tahun 1752, tanggal atau angka tersebut sudah lenyap di tempat lain seperti di Perancis 1582, Austria 1584, dan Norwegia 1700.
Inggris dan negara-negara terakhir di dunia harus menerima bahwa mereka menggunakan kalender cacat The Julian Calender dinamai setelah Julius Caesar yang diadopsi sekitar 45 SM yang menyatakan 25 Maret sebagai Hari Tahun Baru dan menambahkan bahwa tahun ada 365 hari dan 6 Jam lamanya. Kalender Konsili Nicea, resmi diadopsi pada tahun 325 M. Seperti menjadi mungkin untuk mengukur panjang tahun matahari lebih akurat , astronom menemukan bahwa sistem Julian melebihi tahun solar sebesar 11 menit, atau 24 jam setiap 131 tahun dan 3 hari setiap 400 tahun. Kelebihan ini berjumlah 10 hari antara 325 SM dan 1582 AD.

Pada tahun 1582 Paus Gregorius XIII memerintahkan membuat kalender baru yang disebut Kalender Gregorian, ketika sebagian besar dunia melompat maju dengan 10 hari pada tanggal 5 Oktober sehingga memulihkan vernal equinox, Maret 21. Untuk mencegah terulangnya kesalahan ini ia memerintahkan bahwa setiap 400 tahun, hari ekstra tahun kabisat seharusnya dihilangkan 3 kali. Untuk mencapai hal ini secara teratur, ia menghilangkan hari terakhir bulan Februari pada tahun, yang seratus dua digit pertama tidak dapat dibagi oleh empat tanpa sisa satupun. Jadi itu dihilangkan sejak 1700, 1800, dan 1900, tapi tidak akan dihilangkan pada tahun 2000.

Semua negara Khatolik mengikuti perintah Paus yang menerapkan sistem baru. Namun Inggris menolak untuk ikut kalender tersebut sampai pertengahan abad ke 18 dan kemudian perbedaan mulai tumbuh menjadi 11 hari. Semua pulau kecuali Inggris, Scotlandia, yang mengubah kalender 100 tahun sebelumnya, sekarang merayakan hari Tahun Baru pada tanggal 1 Januari. Namun di Rusia kalender Julian masih digunakan.

Jumat, 09 November 2012

De Ja Vu


Pernahkan anda mengunjungi sebuah rumah untuk pertama kalinya dan tiba-tiba anda merasa familiar dengan rumah tersebut ? Atau pernahkah anda berada dalam suatu peristiwa ketika tiba-tiba anda merasa bahwa anda sudah mengalaminya walaupun anda tidak dapat mengingat kapan terjadinya ? itulah Deja Vu, salah satu fenomena misterius dalam kehidupan manusia.


Deja Vu adalah sebuah frasa Prancis yg artinya pernah lihat/pernah merasa. Maksudnya pernah mengalami sesuatu yg dirasakan sebelumnya. Kata ini jg memiliki turunan dan variasi seperti Deja Vecu (telah memikirkan), Deja Senti (telah memikirkan), dan Deja Visite (telah mengunjungi). Fenomena ini juga disebut dengan istilah paramnesia yg diambil dr bahasa Yunani para (sejajar) dan mnimi (ingatan). Selain Deja Vu ada jg kata lain yg berlawanan dgn Deja Vu yaitu Jamais Vu yg artinya "tidak pernah lihat".

Menurut para pakar setidaknya 100% penduduk bumi pernah mengalami fenomena ini . Sebuah perasaan aneh yang mengatakan bahwa peristiwa baru yg sedang kita rasakan sebenarnya pernah kita alami sebelumnya. Peristiwa ini bisa berupa tempat baru yg sedang kita kunjungi, percakapan dgn orang lain, sudut pandang saat melihat sesuatu. Lebih anehnya lg, kita tidak mampu untuk dapat mengingat kapan dan bagaimana pengalaman tersebut secara rinci.

Keanehan fenomena Deja Vu ini kemudian melahirkan beberapa teori metafisis yg mencoba menjelaskan sebabnya. Salah satunya adalah teori yg mengatakan bahwa Deja Vu sebenarnya berasal dari kejadian serupa yg pernah dialami jiwa dalam salah satu kehidupan reinkarnasi sebelumnya di masa lampau.

Jumat, 09 Maret 2012

Tanpa Pertanyaan Tidak Ada Jawaban

Tampaklah betapa seorang peneliti itu mampu menemukan suatu masalah terlebih dahulu sebelum mampu mengadakan penelitian. Hal ini biasanya sangat berlawanan dengan pendapat umum. Kalau kepada orang awam ditanyakan hal apa yang halnya paling ditakuti oleh seorang peneliti biasanya adalah seorang ilmuwan, apa kiranya yang menjadi jawabannya? Sudah hampir dapat dipastikan bahwa jawabannya ialah yang paling ditakuti oleh seorang ilmuwan ialah apabila ia tidak dapat menjawab pertanyaan yang ditujukann kepadanya. Sesungguhnya kebalikannya lah yang paling ditakuti seorang ilmuwan, bahwa ia tidak mampu menemukan pertanyaan untuk dicarikan jawabannya yang tepat. Begitu ada pertanyaan yang muncul, jawabannya dapat diupayakan karena ilmuwan memiliki akal untuk menemukannya.

Minggu, 12 Februari 2012

Pengetahuan Baru pada Mulanya Ditemukan Ahli Agama

Pada mulanya orang yang tinggi naluri bertanya-tanya, mempertanyakan semua hal yang dihadapinya dalam keadaan sehari-hari. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan bahwa pada zaman dahulu yang terdorong menemukan pengetahuan baru ialah para ahli agama. Dalam agama islam dapat disebut misalnya Ibnu Khaldun yang selain ahli dalam ilmu agama adalah ahli filsafat dan bapak peketak dasar penelitian ilmiah modern. Demikian pula Ibnu Sinna adalah juga ahli kedokteran dan probatan yang terpandang pada zamannya, sedangkan Umar Khayyam juga mahir dalam astronomi dan matematika. Hal yang sama kemudian berulang pada penemu dan penguji kebenaran pada ilmu-ilmu lainnya melahirkan metode ilmu yang banyak menggunakan induksi, yaitu metode statistika.

Penggunaan matematika untuk menerangkan gejala-gejala dalam fisika menimbulkan cabang matematika yang disebut matematika terapan. Akan tetapi , sekarang matematika tidak hanya digunakan dalam fisika, melainkan juga dalam semua ilmu empirik lainnya. Oleh karena itu, muncullah bidang-bidang ilmu gabungan seperti biomatematikaa dan matematika ekonomi. Saling hubungan anatara fisika dan kimia pun melahirkan ilmu baru yaitu, kimia fisika. Selain itu kita kenal pula misalnya biofisika, biokimia, sosiobiologi, astrofisika, geokimia serta geofisika.

Berbagai bidang ilmu baru bermunculan akibat permasalahan yang harus didekati dari dua atau lebih bidang ilmu dasar merupakan pertanda pembagian ilmu menjadi berbagai bidang itu hanya dilakukan manusia untuk menyederhanakan permasalahan. Ternyata semua pengetahuan di maya pada itu tidak berdiri sendiri secara lepas, melainkan saling kait mengait. Suatu permasalahan yang mula-mula diterangkan menggunakan sosiologi ternyata dapat diterangkan dari segi psikologi. Peristiwa psikologi itu sendiri ternyata dapat diterangkan menggunakan biologi yang sebenarnya adalah ungkapan kerja kimia. Kita juga tahu bahwa seterusnya peristiwa kimia itu dapat dijelaskan oleh fisika.

Hal ini pula yang mengakibatkan bahwa metode ilmiah untuk menemukan pejelasan tentang suatu masalah, apakah masalah itu termasuk biologi, fisika, atau sosiologi, polanya sama saja. Selain sains itu bersifat semesta, metode menemukannyapun memiliki pola yang sama.

Kamis, 02 Februari 2012

Kemampuan Mengamati Mendahului Setiap Penemuan

Semua temuan yang diperoleh orang sesungguhnya adalah hasil keingintahuan penemunya. Bahwa ubi jalar yang dibakar rasanya lebih enak dari pada yang mentah, barang kali ditemukan secara kebetulan oleh masyarakat yang masih hidup secara sederhana di alam bebas sewaktu ada kebakaran melanda ladang ubi jalarnya. Setelah api padam, ia mungkin mencium bau yang sedap muncul dari tumpukan abu yang menutupi tanah. Sewaktu dikorek-koreknya, ditemukanlah ubi jalar yang sudah hangus kulit luarnya tetapi mengeluarkan bau yang sedap. Ketika dicicipi isinya, ternyata rasanya enak. Itulah barang kali ubi bakar pertama yang dirasakan oleh anggota masyarakat sederhana itu. Kemudian, di lapisan tanah yang lebih dalam ada lembab ditemukannya juga ubi yang sudah lunak tetapi masih panas, yang kulitnya dapat dikelupas dengan mudah. Itulah barangkali protipe ubi rebus atau ubi kukus.

Kemudian terpikirlah di dalam benak anggota suku primitif itu untuk menirukan kebakaran dalam skala yang kecil dan terkendali. Maksudnya tentu agar dia dapat menikmati makanan yang enak tanpa perlu menunggu datangnya kebakaran hutan yang muncul secara tidak sengaja. Dibuatnyalah sebuah lubang yang dilapisi dengan batu dan daun-daun lebar. Di atasnya diletakkannya setumpuk ubi jalar yang kemudian ditutupi lagi dengan daun dan batu. Dia atas lapisan batu itu kemudian dinyalakannya unggun api. Ditemukannyalah pengetahuan tentang memasak menggunakan api.

Cara anak kecil dan manusia primitif menemukan pengetahuan memiliki persamaan yang erat. Semuanya dilakukan karena kemampuan mengamati disusul rasa ingin mengetahui setelah mendapatkan suatu pengalaman yang mengesankan. Rasa ingin tahu inilah yang menjadi modal dasar bagi manusia yang terdorong ingin mengetahui lebih banyak dari pada apa yang diketahui olehnya. Beda perilakunya dengan anak-anak dan manusia primitif ialah bahwa upaya ingin mengetahui lebih banyak itu dilakukannya dengan sengaja. Walaupun begitu ada saja penemuan penting yang ditemukan secara tidak sengaja. Misalnya saja penemuan antibiotik Penisilin. Pada tahun 1928 Sir Alexander Flemming mengamati beberapa bercak pencemaran oleh kapang pada kultur Staphylococcus yang dibudidayakannya di cawan petri.

Di sekitar kapang itu ia mengamati koloni Staphylococcus menghilang. Kemudian ia memperkirakan bahwa hal itu terjadi karena kapang itu telah membuat suatu zat anti bakteri. Ia kemudian mengisolasi kapamg itu dan membudidayakan sebagai biakan murni dalam kaldu. Ternyata setelah beberapa hari kaldu itu memiliki sifat anti bakteri. Ia kemudian menemukan bahwa beberapa bakteri penyebab penyakit dihancurkan oleh cairan kaldu itu, tetapi tidak mengganggu butir darah putih. Kapang yang diisolasinya itu ternyata suatu galur fungus Penicillium, maka zat yang dihasilkan kapang itu disebutnya penisilin.

Flemming tidak berhasil mengisolasi penisilin dalam jumlah yang cukup besar untuk dibuat obat, karena sifat zat itu yang sangat tidak stabil, yaitu mudah terurai.10 tahun kemudian, dengan pecahnya perang dunia kedua, orang mulai tertarik lagi melanjutkan penelitian mengenai hasil penemuan Flemming yang tidak sengaja itu, yang ditemukan berkat kejelian matanya mengamati dan kesigapan otaknya menganalisis permasalahan. Akhirnya seorang ahli patologi kelahiran Australia, Howard Florey dan seorang ahli biokimia Jerman, Ernst Chain yang bekerja bersama-sama di universitas Oxford, berhasil menemukan molekul organik zat kimia penisilin menjadi stabil dan terbukalah kemungkinan menggunakan penisilin sebagai obat antibiotik melawan infeksi bakteri dalam tubuh manusia, termasuk yang disebabkan luka-luka peluru dan pecahan bom menjelang akhir perang dunia kedua.

Untuk penemuan penisilin dan pengaruh khasiat obatnya, Flemming, Chain, dan Florey menerima anugrah bidang Nobel bidang Fisiologi dan Kedokteran pada tahun 1945. Kunci penemuan itu adalah kemampuan mengamati Sir Alexander Flemming, karena ia sendiri beberapa waktu sebelum meninggal mengatakan "Di mana mana orang ingin berterima kasih kepada saya karena saya telah menyelamatkan nyawa mereka. Saya sungguh sungguh tidak tahu mengapa mereka melakukan hal itu. Alam yang menciptakan Penisilin. Saya hanya menemukannya."